Menulis, corat coret, atau sekedar posting status, entah dibaca, mau ga di baca itu terserah, yang terpenting gua udah nulis. Ya, sepperti itu, nulis memang asyik tapi kadang membacanya lebih membosankan, benar ga pemirsa?. Menulis berarti mengekspresika apa yang ada dalam pikiran, menangkap apa yang melayang layang di atas kepala dan otakku. Walaupun ga teratur, tulisannya ga asyik, ga menarik, ga sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar (EYD) bahkan kadang ga nyambung kata per katanya, tapi yang penting sudah nulis. Berani menulis berari point plus bagi gua, yang arttinya tambah lagi satu kreasiku, meski tidak berkualitas.
Menulis itu memang kadang ada waktunya, waktunya pas banyak inspirasi, waktu galau, waktu ga ada temen yang nemenin. Tapi waktu banyak inspirasi itu kebanyakan pas sepi, sendiri dan sedih. Ya, seolah didunia ini ga ada yang peduliin kamu, ga ada yang mau denger ceritamu, ya inilah solusinya, menulis. Sebuah tulisan untuk mencurahkan rasa, meski ga bagus kadang terkesan ga enak dibaca, ga asyik, terlalu lebay, alay dan galau tapi setidaknya kita positif. Positif dalam mengekspresikan sesuatu itu baik, ya dari pada galau terus nangis terus mukul mukul tembok, minum minuman keras, terus bunuh diri ya mendingan nulis. Minimal pas kita mati tiba-tiba ada warisannya (tulisan jelek), semoga saja itu ga terjadi yah kawan kawan. Menulis itu juga melatih kita buat persiapan diri, persiapan untuk skripsi, nulis jurnal,laporan, dan semua itu berawal dari tulisan. Manfaatkan media apa aja lah buat nulis, bisa kertas, buku, blog, facebuk, daun, tanah, apa aja deh boleh, yang penting bisa buat  nulis asal jangan menuliskan cinta dihatiku aja (sok, gimana gitu). Dan akhirnya, Menulis itu dunia gua, iya mulai saat ini menulis adalah salah satu dari dunia gua (dunia nyata, dunia khayalan, tambah lagi satu ini). Yaps, mari kita nulis, mari kita goncangkan dunia dengan tulisan. Seeu, keep ffighting , dan Ganbatte...

Kamu yang menginspirasi, kamu yang elok
bukan elok di pandangan mata, tapi elok pada pandangan hati
entah mengapa, hatiku bergetar
pikiranku telah tercandu akan dirimu
tulisanmu adalah candu untukku
dan di setiap tulisanmu selali menginspirasi
selalu membangkitkan . . . .
Apakah aku ini, bisa, pantas?
Untuk mengharapmu, untuk bersamamu
semakin jauh jarak antara kita
kau dipuncak gunung sedang aku dijurang yang gelap
Hae cintaku
dapatkah kamu membawaku kepada cahayaNya
dapatkah kamu membawaku menjauh dari jurang gelap ini